Dijawab oleh Ustadz M. Irfan Zain, Lc.

Imam Bukhari rahimahullah dalam shahihnya berkata: ِ

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

تَوَضَّأَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – مَرَّةً مَرَّةً

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu sekali, sekali.” (H.R. Bukhari, no. 157)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa jumlah basuhan yang wajib ketika wudhu itu adalah sekali. (lebih dari itu adalah sunnah); beliau pernah wudhu dengan jumlah basuhan dua kali tiap anggota wudhu, dan beliau juga pernah berwudhu dengan jumlah basuhan tiga kali untuk setiap anggota wudhu. 

Dijawab oleh Ustadz M. Irfan Zain, Lc.

Makan dan minum tidak membatalkan wudhu, kecuali makan daging unta. 

Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu berkata: ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah saya harus berwudhu ketika telah makan kambing? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنْ شِئْتَ فَتَوَضَّأْ، وَإِنْ شِئْتَ فَلاَ تَتَوَضَّأْ

“Boleh engkau berwudhu, dan boleh pula tidak berwudhu”. Laki-laki itu kembali bertanya, apakah saya harus berwudhu setelah makan daging unta? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نَعَمْ، فَتَوَضَّأْ مِنْ لُحُوْمِ الْإِبِلِ

“Ya, berwudhulah setelah makan daging unta.”. (HR. Muslim)

Dijawab oleh Ustadz M. Irfan Zain, Lc.

Boleh, demikianlah yang dilakukan ketika istintsaar.

Dijawab oleh Ustadz M. Irfan Zain, Lc.

Menurut beberapa ulama, memasukkan air ke hidung untuk membersihkannya (beristinsyaq) ketika wudhu adalah wajib karena hidung pun masuk dalam kategori wajah yang wajib dibasuh ketika wudhu. Adapun mengeluarkannya kembali (beristintsaar) tidaklah wajib. Yang wajib hanyalah menyampaikan air ke hidung, dan hal itu telah terpenuhi dengan istinsyaq.